KKNTematik642 - Salah satu dampak dari penyebaran virus
Pendemic Covid-19 adalah diliburkannya Mahasiswa dari kegiatan perkuliahan. Hal
tersebut menjadi kesenangan sendiri bagi mahasiswa yang lelah menjalani kehidupan
kampus yang melelahkan.
Sejak
16 Maret 2020 pemerintah menetapkan himbauan bagi masyarakat mengenai social
distancing. Dimana masyarakat dihimbau untuk #dirumah aja agar dapat
memperlambat penyebaran tersebut. Dimana semua kegiatan perkuliahan rata-rata
dilakukan secara daring atau online.
Bagi
para perantau yang bekerja sebagai karyawan pabrik yang dirumahkan, tentunya
menjadikan mereka tidak memiliki penghasilan. Secara otomatis, ketiadaan
penghasilan jelas semakin mempersulit kehidupan mereka. Begitu juga bagi
mahasiswa yang merantau.
Mahasiwa
perantau merasa kebingunagn dengan ketidakpastian jadwal kuliah mereka karena
virus ini. Meskipun tetap ada perkuliahan dengan sistem daring, hal tersebut
bukan berarti masalah terselesaikan. Situasi dan kondisi yang serba terbatas
dan tidak dapat dipastikan menjadi permasalahan yang tentunya menghambat proses
perkuliahan.
Dilemanya
para mahasiwa perantau dimana mereka harus menunggu kepastian apakah mereka
harus tetap di perantauan atau kembali ke kampung. Tentu saja kedua piliha
tersebut memiliki konsekuensi yang sama-sama besar bagi mereka.
Memilih
untuk tetap di perantauan dengan kesendirian di tempat tinggal tentunya
menciptakan kegalauan tersendiri. Belum lagi permasalahan terkait minimnya
penghasilan dan kebutuhan hidup yang harus terus dipenuhi. Apalagi bagi para
mahasiswa rantau yang tentunya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menambah
penghasilan.
Memilih
untuk pulang ke kampung halaman bukan berarti tanpa risiko. Risiko terpapar
corona menjadi lebih besar. Mungkin memang dirinya ketika pulang ke kampung
halaman tidak terpapar virus, namun besar kemungkinan terpapar virus di
perjalanan. Bukan hanya itu, mereka yang baru datang dari luar kota akan
langsung dimasukkan ke kategori orang dalam pengawasan (ODP).
Kekhawatiran
tersebut semakin menjadi-jadi ketika belum adanya solusi dari penyebaran virus
padahal hari sudah mendekati bulan Ramadhan. Adanya kemungkinan karantina
wilayah yang akan dilaksanakan pemerintah menyebabkan setiap orang dilarang
untuk bepergian keluar atau masuk wilayah atau daerah.
Mahasiswa
yang biasanya mudik pada saat bulan Ramadhan menjadi takut, karena dengan virus
ini bisa saja dikeluarnya larangan untuk melakasanakan mudik. Banyak dari
mereka yang menetap di perantaun karena takut, bisa saja dia menularkan virus
kepada keluarganya di kampong. Akan tetapi ada juga mahasiwa yang lekas mudik
sebelum dilayangkannya larangan mudik bagi pemerintah.